PALEMBANG, BERITAANDALAS.COM – Bertempat di Ballroom Hotel Novotel Palembang, debat publik pertama pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Dja’far Shodiq-Abdiyanto serta paslon nomor urut 02 Muchendi-Supriyanto digelar pada Jumat (1/11/2024) malam.
Selama berlangsungnya debat publik, pada sesi ketiga dengan materi pertanyaan antar paslon, terlihat hal unik, yaitu paslon Dja’far Shodiq-Abdiyanto kebanyakan tidak dapat menjawab materi yang ada. Seperti mengenai perekonomian desa yang terlebih dahulu ditanyakan oleh Dja’far Shodiq terhadap Muchendi.
“Saya akan memberikan pertanyaan, bagaimana untuk menghidupkan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa), karena Bumdes ini merupakan ujung tombak perekonomian desa,” ujarnya.
Kalau memang Bumdes berhasil, tambahnya, otomatis pemerintah daerah tidak begitu sulit untuk memberikan bantuan-bantuan. Jadi bagaimana penghidupan Bumdes atau supaya masyarakat berhasil?.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Muchendi Mahzareki menyatakan, berbicara mengenai Bumdes hampir rata-rata setiap desa di Kabupaten OKI miliki Bumdes-nya masing-masing.
“Tapi kedepan kita akan mendorong bahwa Bumdes ini akan dihidupkan, banyak sekali yang bisa kita buat agar Bumdes dapat menguntungkan, sehingga menyejahterakan bagi warganya,” ucap dia.
Salah satunya dengan adanya kemajuan teknologi yang dapat berikan kemudahan. Lanjutnya, tapi saat ini kita fokus dalam membenahi jaringan internet, yang mana masih ada titik-titik yang blankspot.
“Internet sangat penting, termasuk adanya program internet masuk desa. Kedepan, Bumdes akan didorong untuk membeli atau peralatan yang berhubungan dengan internet,” tandasnya.
Tambahnya, seperti diketahui saat ini ada alat bernama Starlink. Yang ini bisa disampaikan dengan Bumdes untuk membuka usahanya.
“Kemudian, kita akan membuka usaha-usaha di bidang pariwisata lokal. Seperti di pesisir Pantai Timur banyak sekali potensi-potensi wisata lokal, ini akan kita dorong. Dan tentunya kita akan meminta bantuan pemerintah pusat, terutama Kementerian Pariwisata,” ucapnya.
“Insya Allah kami percaya Bumdes yang ada di Kabupaten OKI dapat meningkatkan pendapatan dan potensinya, kalau bupati dan wakil bupati dapat membantu kades terkait Bumdes yang ada di OKI,” sambungnya.
Diminta menanggapi solusi yang ada, Dja’far Shodiq justru menyarankan agar Bumdes itu seharusnya dapat membeli hasil persawahan ataupun hasil sawit milik masyarakat.
“Seharusnya Bumdes itu di bidang persawahan dapat membeli hasil padi dari para petani. Kalaupun dari hasil sawit, harusnya dibuatkan solusi pembuatan pabrik-pabrik mini, sehingga ada penghasilan dan pertanian akan naik,” ucapnya.
“Disitu akhirnya, dengan pembuatan pabrik-pabrik mini seperti CPO, maka keinginan seperti saudara itu akan tercapai, Insya Allah disitulah akan memberi kemudahan dan pelayanan yang baik dengan warga,” tegasnya.
Mendengar adanya penjabaran yang disampaikan Dja’far Shodiq, calon bupati nomor urut 01 Muchendi menegaskan, Bumdes tak akan mampu berbuat banyak.
“Apalagi Pak Shodiq tadi mengatakan akan melakukan hilirisasi dengan membuat pabrik-pabrik mini kelapa sawit. Kita tahu Bumdes tidak memiliki anggaran sebesar itu Pak Shodiq,” sanggahnya.
“Kedepan, Bumdes ini memang perlu kita dorong dan dilihat potensi apa yang bisa dilakukan. Ketika kita berbicara masalah pabrik, perusahaan yang memiliki lahan luas saja tidak mampu membuat pabrik, apalagi Bumdes,” pungkas dia. (Ludfi)