Beranda Ogan Kemering Ilir Oknum Kepsek SDN 1 Sungai Lumpur Diduga Manipulasi Data BOS Untuk Kepentingan...

Oknum Kepsek SDN 1 Sungai Lumpur Diduga Manipulasi Data BOS Untuk Kepentingan Pribadi

265
0
BERBAGI

OKI, BERITAANDALAS.COM – Oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 1 Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang bernama Linsumarni S.Pd.SD diduga sengaja memanipulasi data Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri sendiri, Kamis (16/1/2025).

Diketahui, SDN 1 Sungai Lumpur merupakan sekolah dengan jumlah murid terbanyak nomor dua di Kecamatan Cengal. Sekolah ini sendiri berada di wilayah pesisir timur Kabupaten OKI, dimana sangat jauh dari pemantauan sehingga dugaan korupsi yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM) sangat rentan terjadi.

Kendati SDN 1 Sungai Lumpur menerima dana BOS yang cukup signifikan dengan rincian pencairan mencapai ratusan juta setiap sekali pencairannya, akan tetapi hasil dana yang diterima dengan kondisi sekolah tidaklah sebanding, dimana masih ada beberapa lokal ruang yang cukup memprihatinkan meskipun telah dibantu dengan renovasi bangunan dan lantai kayu oleh Dinas Pendidikan Kabupaten OKI.

Kepsek Linsumarni sendiri telah menjabat selama 9 tahun sebagai kepala sekolah yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Cengal. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber di SDN 1 Sungai Lumpur, selama ini Kepsek Linsumarni sengaja memanfaatkan dana BOS untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri sendiri.

Modus yang dipakai oleh kepsek itu sendiri ialah tidak pernah bermusyawarah dengan para guru di SDN 1 Sungai Lumpur dalam menyusun rencana anggaran belanja sekolah, serta tidak pernah transparan dalam realisasi penggunaan dana BOS selama menjabat sebagai kepala sekolah.

Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di SDN 1 Sungai Lumpur, Kepsek Linsumarni memerintahkan salah satu guru setempat untuk membuat rencana belanja kebutuhan dan keperluan sekolah dalam 2 tahun terakhir, sebelumnya kepsek memakai jasa joki sekolah lain dalam merencanakan pembuatan RKAS. Kendati demikian, beberapa anggaran yang tertera di RKAS tersebut diduga banyak dimanipulasi dan fiktif.

Data para guru yang mengajar di SDN 1 Sungai Lumpur.

Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, banyak pihak guru merasa resah selama kepemimpinan Linsumarni menjabat sebagai kepala sekolah di SDN 1 Sungai Lumpur.

“Jika masalah di sekolah sudah jelas banyak manipulasi data yang dikorupsikan oleh kepsek. Soal kenyaman pimpinan dan bawahan dalam penilaian kami, yang pro dengan kepsek saja diberi kenyamanan, jika tidak pro dengan kepsek dipersulit semua urusan. Buktinya banyak guru-guru tidak ditempatkan di sekolah induk, justru diusulkan pindah ke sekolah pemekaran (SDN 1 Pantai Harapan), dikarenakan dia (kepsek) merasa dekat dengan orang Diknas, jadi perasaan dia semua orang menurut dengan dia. Jika dia merasa terancam akan dilarikan ke sekolah pemekaran,” kata sumber tersebut kepada Beritaandalas.com.

Sumber ini kembali menjelaskan, bukan hanya memanipulasi data, Kepsek Linsumarni juga tidak transparan dalam menggunakan dan mengelola dana BOS, serta memasukkan anak kandungnya sebagai penerima gaji yang bersumber dari dana BOS. Sementara nama yang bersangkutan tidak pernah mengajar sama sekali, tapi masuk di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) SDN 1 Sungai Lumpur.

“Itu nama anaknya Alda Wildana. Dia (Alda) itu belum pernah sama sekali mengajar, tapi masuk Dapodik. Ternyata setelah dicek di buku kas umum tertera namanya sebagai penerima gaji rutin dari sekolah, dan ada juga namanya Firdaus sebagai penjaga sekolah sudah beberapa tahun lamanya berhenti tidak ada lagi di Sungai Lumpur, tapi nama dia masih aktif di buku kas umum SDN 1 Sungai Lumpur tahun 2024. Jadi, gaji dia pulang kemana. Terakhir pada saat ujian anak murid sekolah jelas di RKAS tertera ada anggaran makan dan minum untuk para guru yang menjaga ujian anak murid, akan tetapi ketika realisasinya hanya diberi uang 100 ribu rupiah dibagi 20 guru pada saat itu. Sangat zalim sekali perlakuan kepsek ini. Dan yang lebih anehnya lagi semua dana BOS itu dipegang oleh kepala sekolah, bukan bendahara,” jelas sumber ini.

Dia berharap Pemerintah Kabupaten OKI melalui Dinas Pendidikan untuk segera mengganti Kepsek Linsumarni, mengingat kepala sekolah tersebut sudah 9 tahun lamanya menjabat dan banyak tidak harmonis lagi dengan para guru dilingkungan sekolah.

“Pastinya harapan kedepan bagi kami para guru inginnya pemimpin itu mengayomi, tidak membeda-bedakan para guru, terbuka dalam pengelola dana BOS sekolah agar semua guru tahu. Kami sampai saat ini tidak tahu berapa jumlah dana BOS yang diterima oleh sekolah, dan apa saja penggunaannya untuk sekolah, kami tidak tahu, semua guru tidak ada yang tahu. Pastinya guru dari sekolah terpencil ini meminta Dinas Pendidikan agar segera mengganti Kepsek Linsumarni,” harapnya.

Kondisi sekolah di SDN 1 Sungai Lumpur terbaru.

Sementara itu, Kepsek SDN 1 Sungai Lumpur Linsumarni mengatakan, dirinya tidak merasa telah memanipulasi data dana BOS dalam penyusunan RKAS.

“Ini sentimen pribadi, pekerjaan ini sudah biasa, diantaranya guru kami ini banyak berpendidikan terakhir SMA dan mereka tidak bisa dimasukkan di RKAS. Karena dulu itu 20 lebih guru yang honor, guru honor yang berpendidikan SMA itu tidak boleh digaji dan tidak boleh dimasukkan di RKAS, itu penjelasan saya. Makanya ketika harus S1 yang digaji, yang SMA tidak bisa digaji, tidak bisa itu diambil dari mana, itu yang kami susah. Khusus nama Alda Wildana itu, Insya Allah kami keluarkan karena kemarin hanya menitipkan saja, bukan berarti memanipulasi data, karena mengingat banyak guru honor berpendidikan SMA tadi, tidak bisa dimasukkan di RKAS. Memang benar dia (Alda Wildana) tidak pernah mengajar, ini sudah saya jelaskan kepada para guru,” kata Linsumarni.

Lin kembali menjelaskan, terkait pengelolaan dana BOS pada saat pencairan, dirinya beserta bendahara langsung yang mencairkan.

Dia juga membenarkan, bahwa atas nama Alda Wiladana merupakan anak kandungnya nomor tiga sebagai penerima gaji yang bersumber dari dana BOS, sementara atas nama Firdaus memang benar bahwa sudah lama tidak lagi menjaga sekolah dan gajinya masih aktif diterima oleh SDN 1 Sungai Lumpur.

“Pencairannya sama-sama dengan bendahara. Ketika memegang dana BOS itu bendahara, karena sifatnya dana cair langsung bayar bon, bayar gaji guru honor. Jadi bendahara yang pegang. Terkait nama Firdaus memang benar akan kami keluarkan, akan kami gantikan orang lain. Ternyata di Dapodik mengunci nama Firdaus ini, yang penjaga sekolah lama. Namun kami ada dua penjaga sekolah yang tidak bisa digaji, penjaga keamanan dan kebersihan. Yang keamanan sekolah namanya Aang, sekarang sudah mengundurkan diri dalam minggu ini, saya tidak tahu alasannya karena mungkin tidak sesuai gaji, itu alasan kami memakai nama Firdaus, saya sudah melapor dengan Diknas,” pungkasnya. (Ludfi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here