OKI, BERITAANDALAS.COM – Siapa yang tidak tahu dengan buah duku atau bahasa latinnya lansium domesticum yang merupakan tanaman buah asli berasal dari Indonesia. Buah duku yang sering disebut masyarakat di daerah dengan nama langsat, langseh, langsep dan lansa ini terkenal dengan rasanya yang manis.
Bagi banyak kalangan, buah tahunan yang berbentuk bulat tersebut termasuk buah primadona, sering diburu oleh masyarakat karena hanya berbuah setahun sekali, itu pun tergantung dengan iklim cuaca yang mempengaruhi pohon duku berbuah.
Di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), diperkirakan panen buah duku pada bulan Februari 2024 mendatang.
Rezeki tahunan bukan hanya dirasakan oleh pemilik kebun buah duku saja, melainkan masyarakat khususnya di daerah Kecamatan Kayuagung dan Kecamatan SP Padang, dimana banyak para ibu-ibu bahkan remaja merakit peti (kotak) duku yang menjadi ajang bisnis tahunan.
Banyaknya orderan dari pasar akan permintaan buah duku untuk dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia, bahkan sampai di ekspor ke luar negeri. Buah duku yang dikirim akan dikemas rapi memakai peti duku yang terbuat dari kayu.
Seperti yang disampaikan langsung oleh warga Desa Serigeni Baru, Susi mengatakan, dirinya tertarik dengan pekerjaan ini untuk mengisi waktu luang setelah menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.
“Dalam sehari bisa menyelesaikan kurang lebih 50 peti duku dan hasil upah yang didapat tentunya digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari,” kata Susi, Ahad (21/1/2024).
Di tempat yang sama, Ratna menjelaskan, dirinya mengaku telah lama menekuni usaha pembuatan peti duku ini, mengingat keuntungan yang didapat cukup menjanjikan dan dapat membantu warga sekitar untuk diperdayakan.
“Untuk pembuatan peti duku kami sudah menyiapkan material kayu yang sudah dipotong berdasarkan ukuran. Untuk proses finishing merakit peti kita mempekerjakan warga sekitar, untuk satu peti yang telah dirakit dihargai sebesar Rp 400,” jelas Ratna.
Ratna menambahkan, untuk satu peti duku ini harga yang dijual bervariasi, tergantung dari kualitas bahan kayu yang digunakan.
“Untuk peti yang terbuat dari kayu plawi biasanya dibandrol kisaran harga Rp 7.500, sedangkan peti dari kayu plampaian dibanderol lebih mahal kisaran harga Rp 8.000, karena kayu plampaian lebih kuat dan tidak mudah patah,” pungkasnya. (Ludfi)