OKI, BERITAANDALAS.COM – Misteri tewasnya H. Agus Toni yang merupakan pemilik toko material bangunan dengan luka bacokan di bagian belakang kepalanya, akibat kekejaman pelaku kejahatan pada Selasa (2/7/2024) lalu, akhirnya terungkap.
Ternyata tewasnya pria itu dilatarbelakangi rasa dendam pelaku AA yang tersinggung lantaran kerap ditagih hutang sebesar Rp 200 juta oleh korban. Sehingga dengan dibantu rekannya PN, pelaku AA merencanakan niat jahat untuk menghabisi nyawa korban.
Kapolres OKI AKBP Hendrawan Susanto didampingi Kasat Reskrim AKP Imam Falucky dalam press release yang digelar pada Senin (22/7/2024) sore menjelaskan, terungkapnya kasus itu setelah pihaknya mendapati terkait adanya kejadian.
“Jadi pada 2 Juli 2024, kami mendapat laporan dari masyarakat Kecamatan Mesuji Raya bahwa ada kejadian perampokan atau begal sekira pukul 09.00 WIB, satu korban bernama H. Agus Toni ditemukan bersimbah darah,” ujar dia.
Korban ditemukan bersimbah darah di jalan poros SP5 Desa Balian Makmur Kecamatan Mesuji Raya (Mesra) Kabupaten OKI, usai melintasi tempat kejadian perkara (TKP) mengendarai mobil pick up Toyota Hilux single cabin warna hitam.
“Korban ini telah dihadang oleh 2 orang, lalu terjadilah penganiayaan. Dan korban sempat hendak dibawa ke klinik, tapi dalam perjalanan meninggal dunia. Dari info didapat tersebut, sehingga kami melakukan penyelidikan terhadap 2 orang yang dicurigai,” tandas dia.
Dan berdasarkan informasi didapat, bahwa kedua orang itu mengendarai 1 unit sepeda motor jenis trail dengan ciri-ciri joknya berwarna merah.
Kemudian, kata dia, dari upaya Polsek Mesuji Raya dan Polres OKI mencari para saksi dan barang bukti di TKP untuk mengidentifikasi para pelakunya.
“Alhamdulillah, kita diberi kemudahan, sehingga akhirnya pelaku AA dan PN berhasil ditangkap dengan barang bukti 1 unit HP Xiomi milik korban dan 1 pucuk senapan angin yang sudah patah,” tandas dia.
Setelah didalami dibalik kejadian tersebut, berdasarkan keterangan pihak keluarga dan para saksi, disimpulkan sementara bahwa bukanlah perampokan atau begal. Karena didasari keterangan tersangka, ini merupakan kasus pembunuhan berencana.
“Dari hasil BAP yang kami lakukan, bahwa perencanaan pembunuhan itu dilakukan 1 hari sebelum kejadian. AA mengundang PN untuk main ke rumahnya, karena ada hajatan. Disitulah AA ini menyampaikan rasa sakit hatinya terhadap korban ke PN,” ungkap dia.
Tersangka AA ada kerja sama bisnis dengan korban sebesar Rp 200 juta, dan merasa ditagih terus oleh korban. Terang dia lagi, karena merasa kesal, sehingga AA berniat menghabisi nyawa korban dengan merencanakan pembunuhan tersebut.
Sementara itu, tersangka AA mengatakan, pada 1 Juli 2024 pada pukul 16.00 WIB, berangkat pamit ke keluarga untuk servis mobil bersama PN.
“Ditengah perjalanan, saya katakan ke PN, saya punya niat membunuh korban karena sakit hati. Saya bilang, bisa tidak bantu, tapi PN menolak,” kata dia.
“Setelah itu saya bilang, besok tidak bisa mengantar karena di rumah masih ada acara, lalu menyuruh dia mencari motor trail, dan mengantar dia. Lalu motor saya bawa, menuju Desa Mataram Jaya, mengajak PN ketemuan di Indomaret sekira pukul 22.00 WIB,” tambahnya.
Sekitar jam 12 malam berada di Desa Dabuk Makmur dekat pesantren. Setelah itu pulang lagi untuk mengatur strategi. Karena korban tak keluar rumah, padahal biasanya suka beraktivitas di luar, namun anehnya pada saat itu korban tak kunjung ada di luar.
“Kemudian saya meminta kepada PN untuk membeli kartu perdana menelpon korban, dan membuat pesanan palsu agar mengantar triplek dengan alamat yang sudah kita tentukan. Esoknya dicegat di lokasi, lalu terjadi peristiwa tersebut,” ungkap dia.
Di jalan poros SP5 Desa Balian Makmur, Kecamatan Mesuji Raya (Mesra), korban dicegat.
“PN saya suruh mencegat dengan motor trail, lalu saya menembak korban menggunakan senapan angin dari kejauhan. Tapi saya kaget, kok korban tidak apa-apa,” terangnya.
“Lalu korban keluar mobil dan saya coba hampiri, saat di jalan saya terpeleset hingga masker saya terbuka. Korban mengenali saya dan mengatakan, ‘apa salah saya, kok menembak saya’. Hingga saya bingung lalu menembak lagi, tapi tak apa-apa, sehingga saya pukul dengan gagang senapan angin, sampai gagang patah, setelah itu saya pulang,” aku dia. (Ludfi)