OKI – Kementerian Pertanian (Kementan) mengoptimalkan pemanfaatan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi nasional. Dengan luas lahan baku sawah mencapai 97.334 hektar, Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi salah satu daerah yang potensial menjadi lumbung pangan nasional.
“Kita akan melakukan akselerasi dari salah satu potensi terbesar di Indonesia, yakni lahan rawa mineral seperti di Kabupaten OKI ini,” jelas Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam kunjungannya di Desa Juk Dadak Kecamatan Tanjung Lubuk OKI, Selasa (14/11/2023).
Mentan Amran mengatakan, pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat kebutuhan masa tanam dalam waktu dekat ini. Pengembangan lahan rawa ini dikelola melalui optimasi lahan yang diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas.
“Pertama kita perbaiki tata kelola air dan perbaikan infrastruktur irigasi yang menjadi hal krusial dalam pengelolaan lahan rawa. Kita bentuk brigade, ada combine harvester, excavator, traktor, dan lain-lain. Saya mau pemuda pemuda yang mengelola. Nanti bagi hasil sehingga pemuda untung, petani pun untung,” ujar Mentan Amran.
Kegiatan optimasi lahan rawa, tambah Mentan, difokuskan pada perbaikan infrastruktur air dan lahan. Dengan penataan sistem tata air dan lahan, diharapkan lahan rawa bisa menjadi lahan pertanian produktif.
Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan, potensi lahan rawa di Sumsel mencapai 3.054.347,60 hektare.
Ali Jamil mengungkapkan luas lahan rawa lebak mencapai 1.354.805,88 hektare dan luas lahan rawa pasang surut mencapai 1.699.541,71 hektare.
“Langkah awal peningkatan produksi padi akan ditempuh dengan meningkatkan luas tanam melalui peningkatan indeks pertanaman dengan program optimasi lahan. Kita akan segera lakukan penataan tanggul, pembangunan pintu-pintu air, pompanisasi, dan lain-lain,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama Plt. Bupati OKI HM, Dja’far Shodiq mengatakan, lahan baku sawah di Ogan Komering Ilir terdiri dari empat tipologi, yaitu rawa lebak, pasang surut, tadah hujan dan irigasi teknis.
“Berbekal empat tipologi lahan tersebut menjadikan petani kami tidak pernah putus dalam tanam dan panen padi setiap bulannya, Pak Menteri,” ujar Shodiq.
Bahkan, tambah dia, dalam kondisi terpaan El Nino, Kabupaten OKI melaksanakan tanam padi. “Khususnya daerah rawa masih bisa lakukan pertanaman,” jelas dia.
Atas nama petani OKI, Shodiq juga berterimakasih kepada program-program yang digulirkan Menteri Pertanian di Ogan Komering Ilir, seperti program Serasi, optimasi lahan, mekanisasi pertanian pra panen maupun pasca panen.
“Pak Menteri bisa lihat sendiri dulu (tahun 2015) lahan rawa ini tidak berfungsi. Kini produksi padi di OKI meningkat hingga 800 ribu ton dari sebelumnya (tahun 2015) baru 500 ribu ton,” ungkap Shodiq. (Leni)