OKI, BERITAANDALAS.COM – Berolahraga tetap penting dilakukan selama bulan Ramadhan untuk menjaga kesehatan tubuh, meskipun dalam kondisi berpuasa. Menjaga kebugaran fisik dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga mood tetap stabil.
Namun, pemilihan waktu yang tepat menjadi faktor krusial agar olahraga tidak mengganggu ibadah puasa maupun kualitas tidur.
Menurut Samsul, seorang tokoh masyarakat sekaligus mantan guru olahraga di Desa Batu Ampar, Kecamatan SP Padang, Kabupaten OKI, bahwa terdapat tiga pilihan waktu yang dapat dimanfaatkan untuk berolahraga selama bulan puasa. Setiap waktu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
“Olahraga setelah Subuh memberikan kesegaran di pagi hari. Namun, tubuh belum sepenuhnya terisi energi, sehingga dapat menyebabkan kelelahan dan rasa mengantuk sepanjang hari. Selain itu, glikogen yang telah digunakan saat tidur dapat membuat tubuh terasa kurang bertenaga,” ujar Samsul, Ahad (2/3/2025).
Lebih lanjut Samsul menjelaskan, bahwa olahraga sebelum berbuka puasa memungkinkan seseorang menghindari rasa kantuk setelah makan. Namun, tantangannya adalah tubuh yang cenderung lemas, terutama saat menjalankan sholat Tarawih, karena energi sudah terkuras. Selain itu, persiapan berbuka puasa bisa menjadi tergesa-gesa, sehingga mengurangi kenyamanan dalam berolahraga.
“Sementara itu, olahraga setelah Tarawih memungkinkan tubuh lebih siap karena sudah mendapatkan asupan energi dari berbuka puasa. Namun, tantangannya adalah potensi gangguan pada waktu tidur, karena interval antara olahraga dan tidur terlalu dekat. Tubuh belum sepenuhnya rileks, yang dapat memengaruhi kualitas tidur,” jelas Samsul.
Senada dengan Samsul, Sahmin, seorang guru olahraga lainnya, menyampaikan bahwa puasa tidak secara signifikan mengubah metabolisme tubuh. Namun, ia menekankan bahwa tingkat stres saat berolahraga di pagi hari lebih rendah dibandingkan sore hari, karena tubuh masih dalam kondisi segar.
“Berdasarkan penelitian, olahraga dengan intensitas ringan adalah yang paling disarankan selama Ramadhan. Menjaga detak jantung pada zona 2, dengan durasi latihan sekitar 30-60 menit, menjadi pilihan yang ideal,” tutur Sahmin.
Ia juga menambahkan, bahwa bagi mereka yang belum terbiasa berolahraga, waktu sore hari dengan intensitas ringan dapat menjadi opsi terbaik. Hal ini memberikan kesempatan untuk mengisi ulang energi setelah berbuka puasa dan menghindari kelelahan saat menjalankan ibadah malam.
“Jika belum terbiasa berolahraga, waktu sore hari dengan intensitas ringan bisa menjadi pilihan yang tepat. Ini memungkinkan tubuh tetap bugar tanpa mengganggu aktivitas ibadah di malam hari,” pungkas Sahmin. (Ludfi)