OKI, BERITAANDALAS.COM – Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sempat menjadi langganan juara stunting di Sumatera Selatan. Angkanya mencapai 32,2 persen pada tahun 2021, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia. Beruntungnya, angka itu berhasil diturunkan drastis menjadi 15,1 persen di tahun 2023.
Namun, penurunan ini bukan berarti masalah stunting di OKI sudah selesai. Partai Gelora Kabupaten OKI mengingatkan bahwa stunting adalah puncak gunung es dari permasalahan kompleks di berbagai sektor, seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, serta perlindungan perempuan dan anak.
Partai Gelora OKI juga menyoroti masalah stunting yang masih cukup tinggi di Bumi Bende Seguguk. Apabila tidak mengambil langkah serius dalam permasalahan ini, maka akan sangat berdampak pada pembangunan bangsa di masa depan.
Menurut Syamsu Riadi selaku Ketua DPD Partai Gelora OKI, bahwa stunting ini adalah fenomena puncak gunung es yang dapat kita jadikan patokan, bahwa sesungguhnya ada banyak faktor fundamental lain yang juga turut menyumbang tingginya angka stunting di Kabupaten OKI.
“Misalnya, belum baiknya pelayanan pendidikan di OKI, terlihat arah pembangunan di bidang pendidikan masih belum jelas. Baik visi dan misi, serta strategi dan road map pembangunan pelayan pendidikannya,” jelas dia, Senin (29/4/2024).
“Dimulai dari belum meratanya pembangunan yang bersifat sarana prasarana, pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik, program pengembangan profesi dan karir guru, dan juga keberpihakan besaran anggaran pendidikan dari APBD OKI yang masih sangat minim. Dan ini bisa menjadi faktor awal mengapa buruknya kualitas tumbuh kembang anak- anak di Kabupaten OKI. Karena efek dari layanan pendidikan yang kurang baik akan berdampak pada rendahnya kualitas SDM di Kabupaten OKI, dan juga berdampak pada kualitas pasangan pengantin dalam pengasuhan anak-anak,” tambahnya.
Masih menurut Syamsu Riadi, stunting juga adalah dampak dan efek dari belum adanya program yang jelas terkait pengembangan kualitas serta advokasi permasalahan perempuan dan anak.
“Ada satu ungkapan, wanita adalah tiang negara. Apabila wanita itu baik maka akan baiklah negara, dan apabila wanita itu rusak maka akan rusak pula negara tersebut. Oleh sebab itulah, isu tentang perempuan ini harus menjadi salah satu fokus bagi Pemerintah Kabupaten OKI ke depan. Terkait program kesetaraan gender, akses pendidikan yang baik, keterlibatan dalam program sosial dan kemasyarakatan, serta program pendampingan orang tua tunggal akibat perceraian dan kematian. Sehingga perempuan juga berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa, terutama tentang pembangunan generasi yang berkualitas,” tegas dia.
Syamsu Riadi menambahkan, bila kita memiliki program yang terukur dalam mengadvokasi permasalahan perempuan dan anak, maka mudah untuk menavigasi pencegahan awal dari stunting, yang juga dapat bermula dari permasalahan domestik dalam rumah tangga.
Dia juga menyoroti rendahnya kualitas pengasuhan anak di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya akses pengetahuan yang cukup tentang pengasuhan. Kemudian faktor selanjutnya adalah rendahnya peran ayah dalam proses pengasuhan anak.
“Indonesia termasuk negara tiga tertinggi fatherless di dunia. Oleh sebab itulah, Kabupaten OKI harus turut berperan dalam menurunkan angka fatherless ini, dengan membuat berbagai program agar keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak lebih besar lagi,” jelasnya.
Partai Gelora OKI, kata dia, menantang para calon Bupati dan Wakil Bupati OKI yang berani untuk membuat program berkelanjutan dalam visi pencalonannya terkait empat hal di atas, yakni pengembangan pelayanan pendidikan, peningkatan mutu dan karir guru, perlindungan perempuan dan anak.
“Karena empat hal di atas adalah sektor yang sangat bernilai untuk menjadi fondasi pembangunan berkelanjutan bagi Kabupaten OKI ke depan. Partai Gelora berharap bahwa Pilkada di OKI bukan hanya bicara soal tukar tambah kursi untuk mencukupi syarat pencalonan, tapi juga bisa bicara pada hal-hal yang sifatnya lebih substansial untuk kemajuan dan perkembangan serta kesejahteraan masyarakat OKI ke depan,” pungkas dia. (Ludfi)