JAKARTA, BERITAANDALAS.COM – Kota Jakarta tepat hari ini (22 Juni 2024) memasuki Hari Ulang Tahun (HUT) ke-497. Pada momen tersebut, terpantau dari platform media sosial (medsos) Twitter atau X beredar video berdurasi 0.32 detik terjadi aksi tawuran antar dua kelompok warga.
Tawuran tersebut terjadi di Jalan Basuki Rahmat dekat Pasar Gembrong Kelurahan Cipinang Besar Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur, Sabtu (22/6/2024) pagi hari.
Dilansir dari akun medsos X @RadioElshinta, beragam cibiran dilontarkan oleh tweeps (warga Twitter) menanggapi dua kelompok warga yang terlibat tawuran tepat di hari jadi Jakarta ke-497 tersebut.
“Kalau anak Jakarta tau tuh maksud tawurannya, tawuran pura-pura aja itu. Ada hal lain yang lebih penting. Itu cuman mengalihkan aja,” tulis tweeps akun @raihanhan121.
“Cuman beberapa meter dari Polres Jaktim, kalau ga bisa cegah ya aparatnya yang ada masalah,” ungkap @MasBolali.
“Miris banget kondisi rakyat sekarang, bagaimana gak tambah diejek warga negara lain baik yang ada di dalam dan luar negeri, ini cerminan situasi sedang sakit,” ucap @rendrasejati
“Ini kado spesial buat HUT Jakarta dari warganya,” ucap @jurusular1.
Disisi lain, pihak kepolisian menyebut tawuran dipicu adanya saling ejek antar warga.
“Kesalahpahaman dan saling menantang serta saling mengejek,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat dihubungi, Sabtu (22/6/2024), dilansir dari detiknews.
Nicolas mengatakan, tawuran ini terjadi seusai sholat Subuh tadi. Tawuran pun baru selesai setelah anggota TNI dan kepolisian datang ke lokasi.
Dia juga memastikan tidak ada korban dalam kejadian tawuran kali ini. Namun dia tidak menjelaskan berapa orang yang diamankan dalam kejadian ini.
“Kejadian setelah Subuh. Warganya sudah bubar setelah aparat dari Polrestro Jakarta Timur dan Polsek Jatinegara serta TNI tiba,” terang Nicolas.
“Tidak ada korban jiwa atau harta benda. Tawuran warga dengan menggunakan batu, petasan, kayu, dan sajam,” sambungnya.
Dia mengungkapkan, sejauh ini pihak kepolisian akan terus melakukan monitoring dalam mencegah terjadinya kembali kejadian serupa.
“Kegiatan preemtif dan preventif sudah dilakukan. Namun terjadi pergeseran waktu kejadian. Mereka memanfaatkan saat petugas Polri melakukan sholat Subuh sehingga tidak terpantau,” pungkasnya. (Ludfi)