OKI, BERITAANDALAS.COM – Foto screenshot media online nasional seolah menunjukkan berita berjudul ‘viral sebuah video call sex yang dilakukan oleh anggota kepolisian Paminal Polda Riau atas nama Bripka M. Fauzan Wibowo dengan Ibu Ana Sulaika Warga Kayuagung OKI’, sontak viral.
Tak hanya terdapat tulisan tersebut, dalam screenshot itu juga dilengkapi foto Ana Sulaika sedang menunjukkan (maaf) payudaranya sambil berbaring diatas kursi dan seorang polisi, hingga potongan screenshot itu kian viral dan mengundang persepsi negatif terhadap profesi korban (Ana Sulaika) sebagai guru SMP tersebut.
Ternyata, informasi tersebut hoax. Karena menurut Kepsek SMP Negeri 1 Kayuagung, Hj. Neti Fatimah, screenshot media online itu rekayasa dari seseorang yang gagal menipu dan memeras, sehingga bermaksud mempermalukan Ana Sulaika (guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Kayuagung).
“Terkait masalah yang mendera Ana Sulaika, kami sudah dipanggil Diknas dan mengklarifikasinya, buat surat pernyataan kronologis kejadian dari pertama hingga akhir. Yang bersangkutan juga telah dipanggil BKD dan juga selesai kemarin,” ujar Hj. Neti Fatimah seraya mengatakan, saat ini Ana Sulaika sedang sakit, mungkin lagi syok.
Lanjut dia, pihak sekolah juga telah memanggil siswa yang pertama kali melihat foto screenshot hingga tersebar di sekolah. Ternyata foto screenshot itu murni rekayasa dari pelaku penipuan yang masuk ke grup WhatsApp (WA) siswa, yang didalamnya juga ada Ibu Ana Sulaika.
“Karena setelah kami cek, sepertinya foto screenshot tersebut pertama kali tersebar di sekolah. Hal ini diketahui dari para siswa. Kata mereka ada nomor masuk tidak dikenal, dan itu dikirim melalui handphone Ibu Ana, tetapi yang bersangkutan sendiri tak merasa memasukkan nomor itu,” jelas Hj. Neti.
“Namanya juga manusia, handphone Ibu Ana ini pernah ditinggal, tapi kita tak tahu darimana, kapan, dan masuknya itu di grup WhatsApp siswa kelas IX yang ada Ibu Ana-nya. Menurut Ibu Ana, bahwa memang ada nomor tak dikenal, video call dengan dia (Ana) pada Selasa 6 Agustus 2024.”
“Saat itu, dia pulang kerja dan merasa kecapean, lalu duduk di kursi yang ada di foto itu, serta guling dengan berpakaian lengkap. Tiba-tiba handphone berbunyi, karena nomor tak dikenal video call, lalu dirinya angkat, tapi video call itu tidak ada gambar, hingga dia matikan. Nomor tersebut berulang kali menelpon,” ungkap Hj. Neti.
Kemudian pada Jumat 9 Agustus 2024 sekira pukul 14.00 WIB, ada nomor WA yang tak dikenal menelpon, dan Ibu Ana terima.
Lanjut Hj. Neti, menurut Ibu Ana, kala itu si penelpon meminta uang Rp 5 juta. Jika tak diberi, mengancam akan memviralkan. Tapi Ibu Ana tidak mau, dan menjawab silahkan diviralkan. Karena dia tak merasa melakukannya.
“Sorenya, Ibu Ana menerima kiriman foto dari Yunita (teman guru satu sekolah), memberitahukan dapat dari Google dan foto screenshot telah tersebar. Hingga semalaman, Ibu Ana tidak bisa tidur memikirkan hal ini. Lalu besok paginya, coba membuka blokir WA tak dikenal dan chat,” tandas Hj. Neti.
Ditemani Yuk Siti (temannya), Ibu Ana lalu menghubungi nomor tidak dikenal yang mengancam minta uang tersebut, dan mereka suruh kirim nomor rekening.
Sambung Hj. Neti, setelah dikirimi nomor rekening, dicek nomor WA tak dikenal tersebut melalui gate contact dan ternyata banyak, yang ternyata penipu.
“Lalu bersama Ibu Ana, Yuk Siti menelpon orang itu, memancing agar bisa ketemuan di Kayuagung. Tapi karena tak bisa, lalu dimarahi Yuk Siti, sehingga si penipu memutuskan sambungan telepon. Jadi Ibu Ana ini ingin diperas, tapi gagal, sehingga dipermalukan,” tegas Hj. Neti.
Terkait anak didiknya, tambah Hj. Neti, telah diimbau melalui kesiswaan, jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali.
“Foto yang tersebar sudah dihapus. Serta diingatkan bila ada dapat foto maupun video yang belum diketahui kejelasannya agar jangan disebarkan,” jelas dia. (Ludfi)