PALEMBANG, BERITAANDALAS.COM – Pelatihan cek fakta dan deklarasi mahasiswa anti hoax dilaksanakan di ruang seminar lantai empat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Raden Fatah Palembang, Rabu (27/12/2023).
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Izomiddin menyampaikan, hoax sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, dengan mengaitkan kisah Rasulullah yang sempat diterpa oleh berita hoax.
“Mengaitkan dengan kegiatan ini saya teringat kisah Rasulullah yang sempat diterpa hoax. Ketika itu perang Jamal. Jadi Asiyah, istri beliau itu tercecer saat perang Jamal. Ketika tercecer pulang naik onta, jadi Asiyah ke belakang itu ada pengawal laki-laki, nah disitulah timbul fitnah hoax, bahwa ini telah terjadi sesuatu pada Siti Aisyah, nggak tanggung-tanggung,” ujar Izomiddin.
Kegiatan ini merupakan program kerjasama antara Kepolisian Daerah Sumatera Selatan dan FISIP UIN Raden Fatah Palembang dengan narasumber utama AKBP Dudi Novery selaku Kasubdit V (Kamsus) dan Ditintelkam Polda Sumsel, serta Izomiddin selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Lalu narasumber yang berkompeten di bidangnya yaitu Yulion Zalpa selaku Trainer Cek Fakta Tersertifikasi Google News Initiative dan Reni Rentika Waty selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Literasi Digital.
Peserta yang menjadi sasaran kegiatan ini yaitu mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, dalam rangka memberi edukasi agar terhindar dari penyebaran dan informasi hoax.
Berkaitan dengan hal tersebut, AKBP Dudi Novery dalam kata sambutannya menyampaikan agar mahasiswa jangan sampai ikut serta menyebarkan informasi hoax. Karena situasi politik saat ini sedang berada dalam banyaknya hoax yang bertebaran hingga ditemukan 425 informasi hoax.
“Harapan kepada adik-adik mahasiswa untuk mengedukasi jangan sampai ikut serta, karena situasi politik ini sudah banyak hoax, itu karena di Kominfo ada 425 berita bohong yang sudah di takedown,” ujar AKBP Dudi Novery.
Kegiatan ini juga disambung dengan deklarasi oleh mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang berisikan janji untuk tidak menyebarkan informasi hoax, serta diakhiri penyampaian materi oleh kedua narasumber, Yulion Zalpa dan Reni Rentika Waty. (Leni)