BANDUNG, BERITAANDALAS.COM – Salah satu netizen penggunaan akun Tiktok @firsialda_ mengunggah video curhatan dirinya investasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Pramestha Mountain City Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, Selasa (23/1/2024).
Video yang ia unggah 3 hari lalu menjadi viral, ditonton sampai 612,9 ribu, mendapatkan 1.181 ragam komentar dan 13 ribu like. Niatnya ingin untung malah buntung.
Tak ayal, beragam komentar ditulis oleh para netizen terkait unggahan video tersebut. Seperti akun @A,ong0817 menuliskan, ‘ya Allah saya ngerasain kalo udah keluar uang banyak nyesek banget kalo hasilnya gak sesuai yang diinginkan’.
Akun @firsialda menceritakan, kronologi dirinya berniat untuk berbisnis investasi untuk mencari keuntungan, seharusnya hunian yang dijanjikan telah mereka tempati.
“Niat investasi buat untung malah buntung. Kami memutuskan KPR dan mencicil dari tahun 2018, uang yang sudah masuk lebih dari Rp 400 juta, yang seharusnya sudah serah terima di bulan Maret 2020. Tapi faktanya hanya janji manis developer yang mencoba meyakinkan kita bahwa proyek terus berjalan dan akan selesai. Dan lucunya, sertifikat rumah pun tidak dipegang oleh bank yang bersangkutan, tetapi malah dijaminkan di bank lain oleh developer, dan pihak developer menyuruh kami untuk menebusnya sendiri,” ujarnya dalam video.
Dirinya juga menjelaskan, pihak developer justru seolah tidak tahu dengan keluhan salah satu customer yang komplain terkait hunian yang ia investasikan, justru belum bisa dihuni sampai saat ini. Pihak developer malah membuka cluster baru New Cluster Adhara di Pramestha Mountain City.
“Kemarin di tanggal 17 Januari saya datang ke proyek, harusnya rumah ini sudah kami tempati dari Maret 2020, tapi kenyataannya rumah masih seperti ini keadaannya,” jelas dia.
“Untuk proyek lebih dari 80 rumah, pegawai tidak lebih dari 10 orang. Untungnya di tempat kami ada dua pegawai yang sedang bekerja, saya sempatkan berbincang dengan mereka. Katanya, mereka dibayar berprogres, tapi untuk pencairan sangat sulit, lalu material dan bahan bangunan banyak yang tidak tersedia karena banyak hutang yang belum dibayarkan ke material. Dan yang lebih parahnya mereka membuka cluster baru, padahal proyek sebelumnya yang berjalan dari 2018 sampai saat ini pun belum selesai,” pungkas dia. (Ludfi)