Beranda Opini Aboe Kosim, Anak ‘Nakal’ Jadi Pejuang Kemerdekaan RI

Aboe Kosim, Anak ‘Nakal’ Jadi Pejuang Kemerdekaan RI

210
0
BERBAGI

Penulis M. Salim Kosim SIP

BERITAANDALAS.COM – Seorang anak dari pasangan Bapak M. Amin Jumbuk dan Ibu Amsjah Madin terkenal karena kenakalannya yang hobi berantem dan usil terhadap orang lain yang berada didekatnya. Hal inilah yang selalu menjadi buah bibir teman-teman, sahabat dan tetangganya jika ditanya siapa orang yang paling nakal dan usil di kampung tersebut.

Saat ditemui di kediamannya, di Kelurahan Kedaton Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan, M. Yusuf Bin Husin sesekali menghela napas panjang dan mencoba membuka ingatannya mengenang kembali kisah kecilnya bersama para sahabat yang satu persatu meninggalkannya karena telah banyak yang meninggal dunia, terutama para teman, sahabat dan saudaranya satu kampung.

Ketika mulai menceritakan salah satu teman baiknya yakni Aboe Kosim, dia sembari tertawa dan meneteskan air matanya ketika mengingat masa kecilnya itu.

Dikisahkan Yusuf, Aboe Kosim itu anaknya paling nakal dan usil terhadap siapa saja yang berada didekatnya. Namun dia juga orangnya paling tegas, baik dan paling enak ketika dimintai pendapat.

Aboe Kosim atau panggilan akrabnya Kosim Tokak merupakan putra kedua dari lima bersaudara, dimana ia juga merupakan satu-satunya anak laki-laki diantara saudara – saudaranya yang lain. Dilahirkan di Dusun Kedaton atau kini Kelurahan Kedaton Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya Kamis 15 April 1926.

Ketika beranjak remaja tingkah laku dan perilakunya tetap tidak berubah hingga hijrah dari kampung halamannya ke Kota Palembang, Aboe Kosim tetap hobi berantem dan usil sehingga kedua orang tuanya sering berurusan ke Kantor Kerio (Kantor Desa) dan ke Kantor Pasirah (Kantor Camat) setiap kali dipanggil untuk menyelesaikan masalah yang dilakukannya.

Sehingga dengan banyaknya masalah yang diperbuatnya pada tahun 1938, ayahnya M. Amin Jumbuk memutuskan untuk kembali kekampung halamannya di Dusun Kedaton membawa anaknya guna mendidik dan membatasi pergaulan anaknya, sehingga Aboe Kosim hanya sempat menamatkan pendidikannya sampai jenjang sekolah rakyat (4 tahun) atau sekarang setara Sekolah Dasar (SD).

Hingga usianya 17 tahun atau tepatnya 1943, Aboe Kosim kembali mendapat masalah yakni berantem dengan temannya sehingga orang tuanya murka dan mengusirnya dari rumah. Sehingga dengan hati kesal dan emosi karena diusir dari rumah, dia memutuskan untuk ke Palembang kembali dan tidur di gubuk-gubuk yang tidak berpenghuni di Sungai Gerong.

Pada November 1943 ia memutuskan untuk ikut bergabung bersama pasukan Jepang atau Tentara Angkatan Darat Jepang (Hai Ho) dan diterima dalam Kesatuan Hasan Butai dengan dilatih di lapangan Rambutan Sungai Gerong Palembang dengan pangkat jotohei atau garis kuning panjang tiga (Pribadi Unggul).

Ditahun 1945 pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, Aboe Kosim bergabung ke BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat).

Agustus 1945 – April 1946 masuk susunan Divisi I Garuda Merah, yang dipimpin oleh Kolonel Hasan Kasim.

April 1946 – Sept 1946 menjadi Polisi Tentara (P/T) dipimpin oleh Letnan Sudirto/Pandroch Nur Amin dan regu I. Pelton I. jang dipimpin oleh Sersan Mayor O.M Hanan/HA. Ahmad.

Sept 1946-Juli 1947 pangkat sersan I masuk susunan Staf Resimen 44 Divisi Garuda Merah dan Garuda Merah Dua berkedudukan di Tanjung Raja/Kayuagung Komering Ilir/Palembang yang dipimpin Mayor M. Rasjad Nanawi/Kapten Alamsjah/Kapten Sanaf/Kapten Robani).

Juli 1947-Okt 1947 masuk susunan Batalijon 24 Pangkat Sersan I memegang seksi istimewa yang dipimpin oleh Kapten M.R. Rijakudu/Letda Nuh Matjan. Dan seksi istimewa dipimpin oleh Letnan Nadjamudin/H.S Simandjuntak.

Okt 1947-April 1948 Pangkat Sersan Mayor Pelatih Dilangka Pura Tandjung Karang Lampung Selatan dipimpin oleh Kapten M.R Rijakudu/ H.S. Simanjuntak.

April 1948-Nov 1949 masuk susunan Batalijon 12 Pangkat Sersan Major Seksi P.K.Kompi I.P.K. dipimpin oleh Letnan II Sumadji/Inspektur I. Hasibuan dan Jon 12 Major Rasjat Nawawi.

Nov 1949-Feb 1950 masuk susunan Kompi Batalijon 23 Lahat berpangkat Sersan Major berkedudukan di Sekaju dibawah pimpinan Lettu Sulaiman Amin Batalijon dipimpin Major Rasjat Nawawi.

Feb 1950-Okt 1951 masuk Kompi I Batalijon 207 mengikuti Operasi Ke Ambon Sulawesi Selatan dipimpin Kapten Latu Pariza.

Okt 1951-April 1952 masuk Kompi II Batalijon 205 B.Z menjadi Danru (Komandan Regu) mengikuti Operasi Di Jawa Barat berkedudukan Di Tasikmalaya dipimpin oleh Kapten Bargowo/Lettu H.S Simanjuntak.

April 1952-Mart 1953 Batalijon 205 B.Z diubah menjadi BB. “A” dan angkutan dipimpin oleh Lettu H.S Simanjuntak.

Mart 1953-April 1954 Bintara angkatan Batalijon “A” BZ.TT. II berkedudukan di KM 4 1/2 Palembang – Sumsel dan mengikuti Kursus Teritorial jang dilaksanakan oleh teritorium dikepalai oleh perwira seksi

April 1954-Nov 1955 mengikuti Batalijon A Operasi kepala angkutan berkedudukan di bandjar Patroman Djawa barat Komandan Batalion Kapten Saihusin/Lettu A. Wahabuzir.

Nov 1955-Okt 1956 mengikuti sekolah kader infanteri di tjurup angkatan ke II selama 9 bulan).

Okt 1956-Agust 1957 pindah ke resimen Infanteri 5 DAM 1V/SWD pangkat Sersan Mayor dan komandan P.K.D Berkedudukan di Benteng Palembang – Sumsel.

Agust 1957-Sept 1960 Mengikuti Operasi/menumpas PRRI Pangkat Peltu mengikuti komandan resimen 5 berkedudukan di srilangun Rawa/srilangun Djambi/Bangkok Djambi dipimpin Letkol M.R. Rijakudu/Letkol Dani Effendi.

Sept 1960-Nov 1962 Resimen 5 B.Z. diubah menjadi Resimen 41 Garuda Emas Pangkat Peltu Pertokol REM 41 Gamas berkedudukan dipalembang.

Nov 1962-April 1964 Pindah menjadi Dan Ton II. KIE.1 JON 401 pangkat Letda berkedudukan di Tandjung Radja Ogan Ilir/Plg/Sumsel).

April 1964-Feb 1966 mengikuti Upgrading Korsd Teer di Tandjung Enim berpangkat Letda selama 1 bulan 10 hari yang diselenggarakan oleh REM 41 GAMAS DANDIM 0404 Muara enim Ogan dan Lematang Tengah.

Feb 1966-Agust 1967 Pindah ke KODIM 0404 berpangkat Letda DPB.DAN 0404 dengan surat perintah 071/2/2/1966 tanggal 23-2-1966).

Adapun tanda penghargaan yang telah diterima oleh Lettu Inf Aboe Kosim diantaranya :

Medali Sewindu Angkatan Perang RI No.03078 diberikan oleh Menteri Pertahanan Mr.Ali Sastroomidjojo.

Medali Pahlawan Gerilya RI No.41106 yang diberikan langsung oleh Presiden RI Soekarno.

Medali Satyalantjana Kesetiaan VIII No.21692 diberikan Menteri Pertahanan RI Djuanda.

Medali Satyalantjana Kesetiaan XVI No.99917 diberikan oleh Menteri Keamanan Nasional RI A.H Nasution.

Medali Satyalantjana Peristiwa Aksi Militer Kesatu No.20750 diberikan oleh Menteri Pertahanan RI Djuanda.

Medali Satyalantjana Peristiwa Aksi Militer Kedua No.24217 diberikan oleh Menteri Pertahanan RI Djuanda.

Medali Satyalantjana Gerakan Operasi Militer III No.10119 diberikan oleh Menteri Pertahanan RI Djuanda.

Medali Satyalantjana Gerakan Operasi Militer V No.05327 diberikan oleh Menteri Pertahanan RI Djuanda.

Medali Sapta Marga.

Medali Wira Dharma No.564812 sesuai Surat Keputusan No.skep/956/VIII/1981 Pengakuan Pengesahan dan Penganugerahan Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan RI.

Medali Penegak.

Untuk lanjutan Stambuk sementara Tahun 1967 -1979 belum ditemukan. Pada tahun 1976 Lettu Inf Aboe kosim M. Amin mengajukan pensiun sendiri dan pada tahun 1979 secara resmi pensiun dari TNI AD, dengan Surat Keputusan No. Skep/03853/IV-IV/1979 terhitung bulan Mei 1976 dengan besaran gaji yang diterima Rp.4.750,- ditetapkan dipalembang pada tanggal 17 April 1979.

Adapun Anak dan Istri Lettu Inf Aboe Kosim

Siti Kasmi Binti Karmen lahir Tjipare 10 juli 1943 menikah pada tanggal 15 April 1948 dan meninggal dunia di RS. dr. A.K Gani Palembang pada tanggal 06 Agustus 1984 Pukul 13.50 WIB dan memiliki 5 orang anak yaitu :

Muhd. Sopyan (Masih Hidup)

Effendy (Meninggal Sebelum Menikah)

Nurhatini (Meninggal Sebelum Menikah)

Robinson (Masih Hidup)

Hasmatika (Masih Hidup)

Almarhumah Siti Kasmi mendapat penghargaan tertinggi atas jasanya mendampingi dan memupuk dan memelihara sifat utama keprajuritan suami, penghargaan diberikan langsung oleh Menteri/ Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani

Pada tahun 1985 Alm Lettu Inf Aboe Kosim menikah kembali dengan Sopiah Binti Sapri pada Januari 1985 sesuai dengan Piagam Penasehat Pra Pernikahan No.06/01/BP. 4/OKI/P4/VIII/1985.

Surat Persetujuan No.Ket/006/I/1988 Tentang Pernikahan Purnawirawan yang telah disahkan oleh  A.N. Kepala Staf TNI AD Panglima Kodam II/Sriwijaya U.B Kepala Ajudan Jenderal, Kolonel CAJ Sucipto NRP.19832.

Dalam pernikahannya Alm Lettu Inf Aboe kosim dengan Sopiah Binti Sapri dikaruniai 4 orang anak yaitu :

Kamalia (Masih Hidup)

M. Salam (Masih Hidup)

M. Salim (Masih Hidup)

Sainona (Usia 2 tahun Meninggal Dunia).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here