OKI, BERITAANDALAS.COM – Meminjam buku di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) ternyata sangat mudah.
Kepala DKP OKI Antonio Romadhon melalui Plt. Bidang Pengolahan Layanan dan Pelestarian Perbaikan Naskah Kuno, Sri Miati mengatakan, yang diperlukan hanya kartu pelajar dan KTP.
“Kartu pelajar untuk PAUD – SMP. Kalau untuk yang umum, kita bisa ke pembuatan kartu anggota dengan menggunakan KTP dan tanda pengenal lainnya, seperti SIM,” ungkap dia, Jumat (19/7/2024).
Ia menambahkan, tahap selanjutnya mereka akan meregistrasikan sebagai anggota perpustakaan di DKP OKI secara gratis.
“Masa aktif kartu anggota selama 1 tahun. Dan bagi peminjam buku diberikan batas waktu 7 hari untuk mengembalikan,” ujar Sri Miati.
Dikatakannya lagi, DKP OKI tidak memberikan denda jika terlambat atau menghilangkan, namun cukup mengembalikan buku yang dipinjam.
“Buku yang dipinjam dan hilang karena kelalaian, kami tidak menerima uang. Meskipun begitu, cukup minta carikan buku seperti yang dipinjam bagi yang mampu, kalau tidak mampu tidak apa-apa,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pengelola atau Pelaksanaan Harian Perpustakaan, Fikri Firdas mengemukakan, DKP OKI buka sesuai jam kerja.
“Pada hari Senin sampai Kamis, DKP buka dari pukul 08.00 – 15.00 WIB. Sementara hari Jumat dari pukul 08.30 – 15.30 WIB,” imbuhnya.
Menurut Fikri, sarana dan prasarana di DKP OKI telah disediakan, seperti media baca, komputer dan lainnya.
“Lalu, bagi masyarakat OKI yang mau berkunjung untuk bermain, sudah ada fasilitas permainan anak, permainan motorik dan sensorik,” jelasnya.
Masih kata Fikri, tantangan terbesar di dunia digital sekarang ialah gadget. Dimana anak-anak mulai melupakan buku dan minat baca mereka sudah berkurang.
“Ini saya kasih saran kepada orang tua, ayo mulai sekarang biasakan baca buku di rumah, sehingga anak-anak itu meniru aktivitas kita, dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan mereka,” terangnya.
Lanjut dia, orang tua bisa membaca koran, buku, novel dan lain-lain. Karena sistem pendidikan tidak bisa selalu mengawasi anak-anak muridnya, tanpa ada bantuan dari orang tua. (Ludfi)