BATENG, BERITAANDALAS.COM – Lesunya perekonomian di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) akibat dari sepinya aktivitas tambang bijih timah belakangan ini, berimbas pula menurunnya daya beli masyarakat, termasuk bagi para pelaku UMKM di kawasan Kota Koba dan sekitarnya.
Seperti diakui Hendri, Owner Warkop Ahen yang berlokasi di alun-alun Kota Koba, bahwa sepinya aktivitas tambang bijih timah saat ini berimbas juga ke pendapatan usaha warkop yang sedang dijalankannya itu.
“Ya, masyarakat kita ini sebagian besar masih bergantung dengan pertambangan bijih timah pak. Dengan sepinya aktivitas tambang, berimbas pula bagi pendapatan kami pelaku UMKM ini,” kata Hendri kepada median ini, Selasa (2/4/2024) malam.
Diungkapkannya, saat ini omset perhari menurun hingga 75 persen lebih.
“Kalau saat ini, pendapatan kotornya perhari kisaran Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribuan saja, belum lagi saya memberdayakan dua orang pegawai pak,” ungkap Ahen, sapaan akrab Hendri.
Ia berharap agar pemerintah, baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat dapat memberikan solusi nyata bagi masyarakat agar roda perekonomian bisa bergerak kembali di Babel, khususnya di Kabupaten Bateng ini.
Senada dengan Ahen, Bung Opie selaku Owner D’Blender Ontel Cafe yang berlokasi di Kelurahan Berok Kecamatan Koba Bateng ini, mengaku sejak awal Ramadhan lalu pendapatan bruto kafe yang dikelolanya itu menurun lebih dari 50 persen.
“Kalau sekarang ini setiap malamnya hanya 2 atau 3 meja saja yang berisi. Ya pendapatan kami merosot drastis pak, buka dari sore hingga malam omset bruto hanya Rp 1 jutaan saja,” katanya.
Ia mengungkapkan, saat masa pesta demokrasi Pemilu serentak 2024 yang puncaknya 14 Februari lalu, omset kafe sempat stabil, karena banyak para caleg yang ngumpul-ngumpul bersama timses atau masyarakat disini.
“Berbeda dengan sekarang, sangat jauh menurun drastis omset kami pak, akibat lesunya perekonomian yang dipengaruhi sepinya aktivitas tambang bijih timah. Itu salah satu indikator menurunnya perekonomian dan daya beli masyarakat,” kata dia.
Saat ini, Opie mengungkapkan, pihaknya hanya bertahan saja sembari menunggu perekonomian masyarakat kembali stabil. Sedangkan tenaga kerja yang diberdayakan di kafenya mencapai 8 orang.
“Saat di Ramadhan ini, ya paling mengharap dari yang mau bukber saja pak. Tentunya, kami pelaku usaha berharap agar perekonomian masyarakat cepat stabil kembali,” tandasnya. (Ludfi)