OKI, BERITAANDALAS.COM – Terkait pemberitaan dugaan korupsi berjamaah di lingkaran pejabat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung beberapa waktu lalu, kini menuai sorotan publik.
Pasalnya, polemik yang terjadi di dalam tubuh birokrasi di lingkaran pejabat RSUD Kayuagung tersebut, seolah tidak ada reaksi sama sekali dari Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Pemkab OKI) sendiri. Justru pihak Pemkab OKI lebih memilih bungkam seribu kata.
Bukan hanya menjadi perbincangan dan sorotan publik, beredar juga salah satu surat dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Corporation Anti Corruption Agency Sumatera Selatan (CACA-Sumsel) yang akan menggelar aksi demonstrasi di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel, terkait belum dibayarnya insentif Covid-19 kepada nakes dan non nakes RSUD Kayuagung.
Hal tersebut semakin menguatkan opini publik adanya ketidakberesan di lingkaran birokrasi RSUD Kayuagung.
Salah satu masyarakat bernama Midah (46) ikut menyampaikan keprihatinannya atas dugaan korupsi berjamaah yang melibatkan pejabat RSUD Kayuagung. Mengingat salah satu fungsi rumah sakit adalah ujung tombak dalam melayani masyarakat di Bumi Bende Seguguk.
“Kadang ada pasien datang belum tentu langsung diurus mereka (tenaga medis -red), lebih mencari kesibukan lain. Hal ini mungkin efek dari lambatnya pembayaran jasa medis yang belum dibayarkan oleh pihak rumah sakit. Wajar dong jika pelayanan mereka kurang maksimal ke pasien,” ujar dia kepada Beritaandalas.com, Kamis (14/3/2024).
Midah juga menyayangkan adanya pemberitaan yang tersebar luas di media sosial (medsos) terkait dugaan korupsi berjamaah para pejabat di RSUD Kayuagung. Dirinya berharap agar pihak pejabat RSUD Kayuagung mensyukuri nikmat dan fasilitas yang sudah diberikan negara melalui gaji serta tunjangan yang telah diterima dari pemerintah.
“Berharapnya jangan seperti itulah, korupsi. Nikmati saja gaji pejabat yang sudah ada. Kasihan tenaga medisnya. Apalagi ada yang status honor, yang benar-benar menggantungkan hidup mereka dari gaji dan insentif itu. Dengan adanya keterlambatan pembayaran insentif mereka, jadi males-malesan. Wajar jika tenaga medis pelayanannya kepada masyarakat kurang maksimal,” ungkap dia.
“Saya berharap agar tenaga medis di RSUD Kayuagung tetap memakai hati dalam melayani masyarakat, mengingat dokter dan perawat mempunyai kewajiban melayani. Layanilah masyarakat dengan bersungguh-sungguh, walaupun atasan mereka belum tentu lebih baik dari mereka,” pungkasnya.
Sementara itu terkait viralnya berita dugaan korupsi berjamaah tersebut, Pj. Bupati OKI Asmar Wijaya saat dikonfirmasi via seluler, enggan menanggapi permasalahan itu sampai berita ini diterbitkan. (Ludfi)