Beranda Ogan Kemering Ilir Ngabuburit dan Berburu Takjil, Kebiasaan yang Dinanti Saat Ramadhan

Ngabuburit dan Berburu Takjil, Kebiasaan yang Dinanti Saat Ramadhan

31
0
BERBAGI

OKI, BERITAANDALAS.COM – Bulan suci Ramadhan selalu menghadirkan berbagai kegiatan menarik, salah satunya adalah ngabuburit. Istilah ‘ngabuburit’ sudah tidak asing ditelinga masyarakat dan menjadi tradisi yang dinantikan setiap tahunnya.

Ngabuburit memiliki makna menunggu azan Maghrib menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadhan. Istilah ini berasal dari bahasa Sunda, yaitu ‘ngalantung ngadagoan burit’ yang berarti bersantai sambil menunggu sore. Seiring waktu, istilah ini telah dikenal luas oleh masyarakat diberbagai daerah di Indonesia.

Di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), khususnya di Kecamatan SP Padang, ngabuburit menjadi momen spesial yang diisi dengan berbagai aktivitas, salah satunya berburu takjil.

Kepala Desa Terusan Laut, Fransel atau yang akrab disapa Sotek, menyebutkan bahwa berburu takjil adalah kebiasaan yang dinantikan masyarakat karena hanya terjadi setahun sekali, tepatnya di bulan Ramadhan.

“Ada empat kebiasaan khas masyarakat yang hanya ada di bulan Ramadhan, yaitu membangunkan sahur, ngabuburit, berburu takjil, dan berbuka bersama. Hal ini tidak bisa ditemukan diluar bulan Ramadhan,” ujar Sotek, Ahad (2/3/2025).

Lebih lanjut Sotek menjelaskan, bahwa di Kecamatan SP Padang, takjil bisa ditemukan diberbagai lokasi, salah satunya dibawah Jembatan Tol di Desa Terusan Laut. Setiap tahunnya, kawasan ini ramai dikunjungi masyarakat yang ingin berburu takjil.

“Disini tersedia berbagai jenis takjil, mulai dari yang manis hingga yang gurih, dengan harga yang terjangkau. Namun, jika ingin mendapatkan takjil favorit, sebaiknya datang lebih awal sebelum waktu berbuka karena banyak warga dari sekitar Kijang yang juga berburu takjil,” tambahnya.

Salah satu pedagang takjil di Desa Terusan Laut, Mimi Triana, juga mengungkapkan bahwa bulan Ramadhan adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para pedagang kuliner.

“Kami para pedagang jajanan dan kuliner, selalu menantikan bulan suci Ramadhan karena ini adalah bulan penuh berkah, khususnya bagi kami yang berjualan,” kata Mimi.

Menurut Mimi, dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, omzet penjualan selama Ramadhan meningkat drastis karena tingginya minat masyarakat untuk membeli takjil dan makanan berbuka.

“Penjualan kami meningkat hingga tiga kali lipat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Selama Ramadhan, masyarakat menjadi lebih konsumtif, sehingga jumlah pembeli juga meningkat signifikan,” jelasnya.

Tradisi berburu takjil juga disambut antusias oleh masyarakat, termasuk Acha Masya Kirana, warga Desa Pematang Buluran.

“Senang sekali bisa kembali merasakan suasana Ramadhan. Saya rindu berburu takjil yang hanya bisa ditemukan di bulan ini,” ujar Acha.

Meski demikian, Acha menekankan bahwa tradisi ini sebaiknya tidak mengalihkan fokus dari esensi utama Ramadhan, yaitu meningkatkan ibadah.

“Berburu takjil memang menyenangkan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita tetap menjadikan ibadah sebagai prioritas utama selama bulan suci ini,” pungkasnya. (Ludfi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here